"Tara meminum obat! Kamu tidak bisa memastikan kalau yang ada diperut Rosa anak kamu. kalau kalian saling mencintai kalian bisa menikah jika Tara bersedia melepaskan Rosa. Kamu juga bisa merawat bayi Rosa seperti bayinya sendiri. Tapi ini anaknya Tara, Ezra. Bukan anak kamu."
Tara menggigit bibirnya. dia mengerti Dita bukannya tidak percaya kepada Ezra. Tapi dia sedang melindungi aib perempuan itu. "Baru aja Tara ngaku dia minum obat kuat. Itu bisa membantunya atas resep dokter."
Tara meneguk salivanya. Pria itu menganggukkan kepalanya menghampiri Rosa. "yah! Rosa hamil anak saya."
"Om!"
"Ezra!" bukan Tara atau Dita yang marah kepada laki-laki itu. Tapi Genta. Pria yang baru pulang bekerja itu mendengar semuanya. dia menyeret keponakannya supaya membuat Ezra mengerti bahwa Dita dan Tara sedang melindungi kehormatan Rosa.
"Seharusnya sebagai laki-laki yang mencintainya, kamu bisa paham dengan itu. sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah bung! Mengertilah!"