Tidak butuh waktu lama bagi Ezra untuk berdiri kemudian menghampiri gadis yang memegang satu botol minuman berkadar alkohol tinggi itu dihadapannya.
"Sayang, saatnya kita pulang!" ujar Ezra menyingkirkan lima orang laki-laki yang mengerubungi Rosa yang Ezra tahu sekali maksudnya untuk apa.
"Huh?" Rosa yang sudah dipengaruhi alkohol itu tidak bisa menatap Ezra dengan benar. "Aku enggak mau pulang." Rosa menolak Ezra.
"Rosa, kok dia manggil lo sayang, bukannya suami lo …" Diana salah satu mantan mentor magang Rosa sebelum dia resmi menjadi sekretaris Tara –yang sekarang resmi menjadi salah satu temannya baiknya yang tidak rewel di kantor- dengan kesadaran yang setengah bertanya pada gadis yang sudah sepenuhnya mabuk itu.
Rosa menggelengkan kepalanya. "Bukan. Dia hanya ngaku-ngaku. Pria berengsek ini sepertinya sedang mabuk." Rosa bahkan tertawa kecil ditengah racauannya yang entah apa maksudnya.
