Dita membungkam mulut perempuan itu sampai tidak ada satupun dari mereka yang mampu berkutik. Ia membawa Rosa keluar dari ruangan itu tanpa mendengarkan banyak kata buruk dari rekan kerjanya. Beberapa saat ia merasa bersalah.
"Terima kasih bu!" ujar Rosa kepada Dita setelah mereka pergi dari dapur. Bagaimanapun dia harus mengatakannya atas bantuan Dita.
"Bukan keinginanku. Itu permintaan Tara." Dita berkata memasang wajah dinginnya seperti sebelumnya. Rosa mengerti sekali. Dita tidak mungkin menerimanya seperti yang dikatakan di dapur. "Lagipula itu untuk kehormatan Tara sebagai suami saya. Lain kali, kamu juga harus melawan."
"semua yang mereka katakan di dapur benar." Pandangan Rosa redup. Ia rasa ia harus berbicara juga dengan isteri pertama suaminya itu secara empat mata meski dia tidak tahu harus memulai dari mana.
"Jadi kamu benar-benar diam-diam menggoda tara?" Dita menaikkan alisnya memasang wajah sinis pada Rosa.