Genta menganggukkan kepalanya. "Makasi udah banyak mengerti ma. Aku selalu merasa bersyukur aku memiliki mama."
"Selamat Ma! Mama mendapatkan cucu lagi." Aruna juga berbisik haru dibelakang mamanya. Dia turut bahagia dengan abangnya.
Disini Genta melihat betapa mulianya perasaan Kania. Isterinya yang sering marah-marah itu melakukan semua ini demi mendapatkan ekspresi seperti ini dari orang tua mereka. Para orang tua yang mendambakan penerus untuk Genta dan Kania. Oh! Kania bahkan menekan egonya membiarkan anaknya dan Genta dikandung oleh orang lain. sekian kalinya Aga merasa ditampar hari ini.
"Kania, bagaimana kabarnya?" tanya Lastri lagi. "Apa Kania baik-baik saja?" Lastri memberikan pertanyaan tambahan kepada putera sulungnya.
"Mama bisa melihat sendiri di ruangannya," ujar Genta.
"Mas enggak menyusul?" tanya Aruna pada abang satu-satunya itu.
Genta melirik sebentar pada anaknya. "Kalian duluan aja. Nanti Gue menyusul."