Nyonya Pears mendengus tipis dengan setengah gumaman yang masih bisa di dengat empat orang lainnya di meja makan itu.
"Nenek!" Kania tidak suka ketika neneknya merendahkan Genta. "Hal yang terpenting aku mencintainya." Dia membela Genta dihadapan semua orang. Meski ia tidak bisa membongkar semua rahasianya. Dia masih harus menyelamatkan harga diri suaminya.
"Cinta tidak memandang usia dan kepada siapa kita jatuh cinta. Aku pernah jatuh cinta kepada iparku." Nike mengakui kesalahannya di masa lalu untuk memberi contoh.
"Siapa suami kamu, Kania? siapa tahu kami kenal karena aku pernah menjadi pemimpin perusahaan juga dulu di Jakarta." Sekaligus pemilik salah satu barbershop dengan beberapa cabang. Kania menyambung sendiri perkataan Raja di dalam hatinya.
"Gentala Hirawan …" bukan Kania yang menjawab melainkan neneknya.
Raja mengerutkan keningnya. "Apa yang dimaksud Gentala Hirawan pemilik salah satu perusahaan otomotif yang terkenal itu?"