Kania makin kusut karena dia tahu Abi tidak akan membantunya banyak.
"Jangan makin membuat bete deh, Bi!" Kania berdecak kepada temannya itu.
"Kenapa sih? Cerita sama gue sini!" Abi tersenyum pada temannya itu. Sedikit mengejek Kania dengan cara menarik pipi perempuan itu agar bisa terlihat seperti tersenyum. Laki-laki itu tidak sungguh-sungguhan berkata lembut padanya. wajah Abi puas sekali melihat Kania yang biasanya bucin dengan suaminya menjadi masam seperti sekarang.
Kania bersungut-sungut. Ia menepis tangan Abi. Tadinya dia menolak menceritakannya tapi dia tergoda juga melihat wajah Abi yang menguncinya. "Om Genta pergi keluar kota sama sekretarisnya. Dihubungin sama sekarang enggak diangkat sama sekali." Kania membenamkan kepalanya kepada meja. Abi yang mendengar perkataan Kania itu bukannya turut bersimpati malah tertawa terbahak-bahak.