"Papa udah," ujar Kania mendorong ayahnya tersebut.
"Aku cinta sama Om Genta, pa! apa yang salah dengan hal itu? aku enggak pernah masalah dengan percintaan papa? Kenapa papa masalah dengan percintaan aku?" Kania tidak terima dengan sikap ayahnya yang dianggapnya berlebihan.
Perkataan puterinya membuat Tara mematung selama beberapa detik. Tara membeku. Begitu juga dengan Dita yang berada disisi laki-laki itu. perempuan itu mengusap wajahnya tipis dengan desisan umpatan yang keluar dari mulutnya. "Kania, kamu kamu ke kamar sekarang!" Tara memberikan titah pada puterinya.
"Gue hanya mengambil apa yang sedari awal menjadi milik gue, apa itu salah?!" Genta berkata pada kedua orang itu. Dita membeku.
"Kania, pergi ke kamar kamu!" perempuan itu menggeram pada puterinya.