"Dia mantannya jalang itu. Hubungan saudara sendiri tidak tahu?" Abi mendengus sinis tanpa mengalihkan tatapan menatap pada siapa dia bicara. Dia hanya memusatkan telinganya berharap Hanna tidak memilih Angin.
Mata Hanna terkejut. "Om, jadi aku maksudnya buat …"
Wijaya menarik nafasnya kemudian menghembuskan. "Yeah anggaplah sebagai ungkapan rasa bersalah Mas yang sudah merebut Claudia dari dia."
Hanna memijit kepalanya. "Dan besok dia akan baik-baik saja berdiri dihadapan Mbak Claudia?"
Senyum Wjaya redup. "Pada akhirnya dia akan membiasakan diri juga. Bisa bantu Mas kan? Hanya untuk sekedar kenal." Pria itu menatap Hanna dengan tatapan memohon. Kalau sudah seperti itu hati Hanna pasti akan terketuk. Dia sangat tidak tahan dengan permohonan. Terutama dari orang-orang yang menjadi panutannya.
Hanna menghembuskan nafasnya. "Okeh deh! Tapi jangan bilang ke ayah berlebihan dulu ya Mas? Kami berteman hanya itu."