"Hanna!" Teriakan memuakkan dibelakangnya makin membuat dada Abi tidak karuan. Makin menyadarkan Abi bahwa bidadari tanpa sayap itu benar ada. Hal yang seharusnya sudah Abi antisipasi dari awal dengan kedatangannya.
"Maaf terlambat." Dia tersenyum manis dengan caranya seperti biasa.
"Kamu ingkar janji!" Nyonya baru Wijaya itu memanyunkan bibirnya.
"Iya tadi delay dua jam. Ibu dan ayah adik kakak titip ucapan selamat aja." Lantas perempuan berpipi chubby itu mendaratkan matanya pada tuan Wijaya. "Selamat Om eh sekarang aku harus biasin manggil Mas juga ya?" senyumnya sumbringah. Seolah perempuan itu tidak peduli dengan luka Abi.
Tuan Wijaya itu menjulurkan tangannya hangat. "Oh ya. Kenalkan putera saya. Abi, ini saudara mama kamu. lebih tepatnya sepupunya dari pihak nenek."