Terlebih lagi dengan Raja yang masuk ke dalam kamarnya membanting pintu dengan keras.
Nike hanya bisa berdecak. Siapa bilang Raja tidak peduli pada adiknya? Kenyataannya laki-laki itu semarah ini dengan tamparan yang Tari dapatkan pada pipinya. Oh! Seandainya saja Nike tahu rahasia terbesar pria itu.
Tari cuek mengambil kompresan yang sempat dibanting Raja lalu menempelkan pada pipinya. Nike ikut-ikutan menyerngit yang membuat Tari tersenyum tipis dengan perih ketika ia menggerakkan otot pipinya. "Dia akan tenang lagi setelah beberapa jam. Raja memang selabil itu." Tari menenangkan iparnya yang membuat Nike mengerti dari sikap cuek Tari pada abangnya itu.
"Mbak punya pakaian yang ukurannya kayak aku enggak? Basah nih!" kediaman baru Raja dan Nike belum menyediakan baju Tari disana. Itu kunjungan pertama Tari kesana malahan. Meski laki-laki itu masih menggunakan password ulang tahun Tari sebagai kode access masuk.