mereka hanya makan siang lalu berbincang banyak hal seperti biasa dan Genta selalu suka itu.
"Kania, boleh bicara enggak sih?" Raja datang mengganggu mereka setelah sekian lama mereka tidak ada.
Kania menganggukkan kepalanya tapi Genta menahan tangan perempuan itu. "Om, kami hanya berteman sama kayak aku sama Abi. Sama juga kayak om dan mama. Berapa kali aku bilang kayak gitu, kenapa sih enggak bisa percaya?"
"Gimana saya tahu tentang kamu dan teman kamu yang bernama Abi itu. kamu bahkan bermimpi tentang dia."
Kania memutar bola matanya. "Sebentar aja ya!" ujar Kania mengecup bibir Genta supaya pria itu tidak terlalu cemburu. Usaha Kania berhasil, Genta melepaskan tangannya walaupun berat hati.
"Kenapa Mas? Enggak pernah mampir kesini lagi aku pikir udah kemana." Kania tertawa kecil dengan Raja.
"Kamu tuh yang kemana! Aku dengar dari rekan kamu, Dona dan Fatimah, kamu sibuk pacaran aja!" Raja menyerngit tipis