Dengan kata lain, Raja hanyalah tempat pelarian selama ini. Raja tidak bisa marah atau menuntut apapun karena dia juga berstatus sebagai suami dari seseorang.
"Kita harus mengatakan apa untuk menghentikan omong kosong mereka? Haruskah mengatakan bahwa gue punya kekurangan?" tanya Raja sambil mengusap pelan air mata Nike.
Nike menghirup ingusnya cukup keras tanpa keanggunan. "Itu tetap memalukan. Mereka bahkan mungkin papa lo juga akan malu dengan hal tersebut."
"Lalu? Lo ingin kita menghilang saja? Gue bisa saja menjadi relawan tapi apa lo mampu hidup pas-pasan?"
Nike menggelengkan kepalanya. "Gue tidak ingin membuat keributan seperti itu."
Raja menarik nafasnya. Tidak sadar bahwa perempuan itu baru saja membuat keributan beberapa menit yang lalu. "Gue akan mempertimbangkan permintaanmu ketika lo berhenti berteman atau berkelakuan toxic seperti itu."
Nike mendengus. "Memang tidak pernah ada dalam diri gue yang positif buat lo!"