Genta menarik nafasnya kemudian menghembuskannya. "Gue merasa gue harus minta maaf saja!"
Dita mendengus kecil. "kalau lo jadi sama Kania nantinya, kalau perkataan Kania tentang masa depan memang kayak gitu, lo jaga puteri gue baik-baik ya! Trus lo ingatin Tara buat melangkah maju. Buat enggak menyimpan gue terus-terusan dalam kenangannya."
"Dit, itu wasiat terakhir lo?!" Genta melongo.
Dita tertawa kecil. "terserah lo bilang deh!" Dita menengadah. "Kadang gue bosan tahu bikin Tara miskin terus. Lo tahu dollar sekarang naikkan?! Kemarin itu proyek Tara yang dihargai dollar jadi untung besar. Tapi habis buat pengobatan gue ke luar negeri."
Genta menggigit bibirnya. "Dit, itu demi kesembuhan lo juga kok. Gue yakin tu si kampret dengan senang hati membahagiakan lo."
***