Setelan rapi dengan kesan sedikit mamba ala Dita. Sentuhan wanita itu membuat Tara selalu berkarisma padahal pria itu termasuk bos yang cukup lembut.
"Tar, nanti jangan lupa pulang cepat ya." Dita berkata pad suaminya setelah suapan ketiga.
"Duh, disuruh pulang cepat. Kira-kira ada hawa apa tuh?" Genta mesem-mesem.
"Bukan seperti yang lo pikirkan ya! Jauh-jauh tu pikiran kotor. Gue nyuruh Tara cepat pulang biar kita bisa pergi ke luar malam ini. Udah gitu aja." Dita berkata tegas pada temannya itu. sementara Genta memberikan tatapan mencibirnya. Tidak ingin percaya apa yang dikatakan oleh temannya. Genta memang ketagihan cari gara-gara dengannya.
"Kania, lo nanti pergi sama Genta apa sama Gue?" Tara bertanya pada puterinya. Secara sekarang dia sudah mendapatkan restu Dita.
Kania menatap pada Genta. "Aku pergi sama abang ajalah."
"lho, ka'?" Genta bertanya tidak percaya.