"Marsha, kamu ya? Belajar ngomong gitu dari mana?"
Marsha berlalu masuk ke dalam kamarnya. Perempuan itu mengganti pakaiannya sebelum kembali lagi ke meja makan. Marsha memeluk Kania dengan erat. "Makasi udah bantuin gue, Mbak! Lo emang calon ipar terbaik!" bisik Marsha.
Kania hanya tersenyum kecil dengan perkataan perempuan itu.
***
Tara dan Genta duduk di beranda luar malam ini. Setelah suami isteri itu menghilang demi mengobati Dita. Tara akan pergi ke tempat manapun. Keluar negeri atau kemanapun itu selama dia memiliki uang. Genta melirik ke dalam rumah. pada ibu dan anak yang sepertinya sudah masuk kamar karena malam yang sudah larut ini.
"Gimana kata dokter kondisi Dita?" genta bertanya sambil melirik ke dalam kamar Kania. dia tidak ingin membunuh harapan pujaan hatinya itu demi kesembuhan sang ibu.
Tara menggelengkan kepalanya. "mulai ada titik terangnya. Tapi reaksi obatnya belum tahu karena metode ini baru."