Kania menarik nafasnya beberapa saat. "Sorry aku kebaperan waktu itu."
Genta melirik Kania sekilas kemudian tersenyum. "Maaf juga aku terlalu berlebihan. Padahal kita bukan suami isteri saat ini. Kita juga bukan pasangan."
Kania menatap Genta beberapa saat sebelum perempuan itu tersenyum tipis pada akhirnya. Genta juga ikut tersenyum pria itu lega dengan perasaannya itu. Ia tidak pernah menduga Kania akan secepat ini memaafkannya hari ini. Dia tidak pernah menyangka Kania akan menemuinya lantas mengajaknya berbaikan untuk kali pertamanya.
"Ehm, kamu benar hanya sedang gabut?" tanya Genta.
Kania menganggukkan kepalanya. "Mama dan papa pergi keluar kota lagi buat berobat. Aku dilarang ikut, mungkin mereka takut aku khawatir."
Genta menganggukkan kepalanya mendengar perkataan seperti itu. "Mau ke kontrakan aku enggak?" tawar laki-laki itu.
Kania mengerutkan keningnya. "Ngapain?"