Kania berdecak. "Ya udah!" ujarnya pada akhirnya tidak tega juga. Merutuki hatinya yang mudah iba terhadap Genta.
Genta tersenyum. Merebahkan dirinya di paha Kania. "Om apa-apaan sih?" Kania menahan kepala pria itu.
"Pen dielus ..." ujarnya dengan sikap manjanya.
Kania berhenti memberontak setelah Genta berhasil merebahkan diri di paha perempuan itu. Menyusupi pinggang Kania dan mengarahkan tangan perempuan itu pada kepalanya. Kania dapat merasakan dahi laki-laki itu yang cukup panas. Kania terkesiap. Ia sudah paham Genta memang bertingkah manja saat sakit. dia hanya tidak menyangka Genta masih melakukannya saat Kania membencinya seperti sekarang. Perempuan itu ragu-ragu menyentuhkan tangannya ke rambut Genta. Mengusap sampai laki-laki itu terlelap.
"Padahal anak sulung juga Om, kok manja sih?" Kania mengerutkan keningnya.
