"Gue enggak memanfaatkan Kania yang sedang tidak berdaya. Gue hanya mencoba memperbaiki kesalahan."
Tara menarik nafasnya kemudian menghembuskan setelah mendengar penjelasan dua orang itu. "Mending lo masak sarapan deh, Ta!" Tara menyuruh temannya tersebut untuk keluar. Sementara dia mulai mengusap bahu Dita menenangkan kemarahan perempuan itu.
"Gue enggak bersikap berlebihan ya!" Dita menatap suaminya itu dengan tatapan menakutkan yang membuat Tara kicep dengannya.
"Iya!"
"Kania, No. okeh! Enggak peduli apa yang lo bilang gue enggak akan pernah mengijinkan lo dan Genta!" Dita memberikan ultimatum tegasnya.
"Sayang, Kania lagi sedih gitu lo kasarin. Pleaselah! Tahan dulu." Tara menasehati isterinya.
Dita menarik nafasnya. Kemudian menghembuskannya. "Sini. Gue bantu lo!" Dita mengulurkan tangannya pada Kania. "Btw, lo tadi manggil gue apa? sayang?" Dita menoyor kepala Tara dengan decakan tipis.
Tara menampilkan seringaian lebarnya. "Genta aja sudah panggil Kania sayang."