"Kita perlu bicara berdua biar semuanya selesai!" ujar Kania pada Genta.
"Mungkin itu yang terbaik. Gue sama Tara ke kamar mau tidur. Biar kalian berdua pada enak ngomong." Dita menyeret Tara ke dalam kamar. Tentu saja pria itu tidak menolak.
"Menurut kamu itu pikiran yang tepat enggak sih?" Tara sedikit khawatir tapi Dita optimis. Ia percaya sekali kepada Genta karena bagi Dita, genta omnya Kania. laki-laki itu pasti tidak akan melakukan apapun. Terlebih lagi dengan Kania yang mengerti itu. lebih baik mereka menyelesaikan kesalahpahaman agar bisa lebih akur.
"Aku yakin Kania paham dengan tabiatnya Genta kok." Kania pasti akan bisa memperbaiki hubungannya dengan Omnya tersebut. Dita tidak tahu saja bahwa Genta sugar daddy untuk puterinya.
Genta berdiri ketika semua orang ikutan berdiri. "Om, kita sangat perlu bicara." Kania menahan tangan pria itu.