"Iya deh, Masnya aku!"
"Lo!" Genta menunjuk Kania dengan wajah marahnya.
"Apalagi?" tanya Kania dengan tidak mengerti kemarahan Genta.
Genta memejamkan matanya menahan kesal. Jika tidak ingat dia memiliki mama dan tiga saudara perempuan, dengan senang hati Genta akan menyakiti perasaan Kania. mungkin dia akan berlaku kasar pada perempuan itu tanpa banyak bersabar.
"Bisa enggak pakai akukan?" geram Genta menahan amarah.
Kania menarik nafasnya. "Iya, Mas. Adek patuh kok." Genta ingin protes tapi setelahnya dia diam. Mungkin dia lelah berdebat dengan Kania terus-terusan.
"Tara emang kurang punya materi saat ini. Tapi dia pekerja keras. Sebenarnya uangnya dulu lumayan. Tapi isterinya sakit. lo dengar sendirikan pagi kemarin pembicaraan itu?"
Kania menganggukkan kepalanya. "Kelenjarnya enggak bisa dioperasi ya Mas?"
"Bisa. Tapi mungkin akan melakukan pengangkatan rahim."