"Banyak bacot lo ya!" laki-laki itu bertindak paksa yang dihalangi oleh laki-laki itu.
"Kalau bisa jangan kasar sama perempuan."
Ia mendengus. "Mau jadi jagoan, lo?" Satu pukulan dilayangkan pada laki-laki yang membela Kania itu membuatnya reflek menjerit. Darah keluar dari bibir laki-laki itu.
Tapi bersamaan itu juga laki-laki tatapannya berubah. "Berengsek, dia bilang dia enggak mau ikut sama lo!" bugh! Satu pukulan melayang pada preman jahat itu. Kania masih tidak percaya apa yang disaksikan dihadapannya. Pukulan demi pukulan mampu dihindari oleh pria berparalon itu dengan gesit. Bahkan dia menggunakan paralonnya sebagai senjata ketika para preman itu menodongkan pisau ke hadapannya. Tidak sampai sepuluh menit, pria berbadan kekar yang berjumlah lima orang itu lari terbirit-birit ketakutan.
"Makanya jadi perempuan itu jangan suka cari masalah sama laki-laki. Sebaiknya lo belajar dari ini." Ia juga menyolot marah pada Kania setelah berhasil