Tapi dia hanya menarik bibirnya tipis. Masih gengsi memperlihatkan secara terus terang perasaannya pada Rosa.
"Apa yang ibu kamu katakan saat dia tahu kamu memiliki perjalanan dinas dengan saya?" tanya Tara mencari topik pembicaraan dengan Rosa di tengah penerbangan yang memakan waktu berjam-jam ini.
"Awalnya dia cukup terkejut. Tapi setelah Saya memperlihatkan pada ibu undangannya, ibu mengerti. Ibu hanya menyiapkan syal kalau-kalau musim dingin buruk. Ibu tidak tahu saja negara yang kita kunjungi sedang musim panas."
Tara tertawa kecil mendengar cerita Rosa itu. Dia bisa membayangkan bagaimana hangatnya perasaan seorang ibu. Pasti dia ingin anaknya baik-baik saja. Ah, sayangnya Tara hampir tidak pernah mendapatkan perhatian yang demikian. Tidak dari orang tua kandungnya, tidak juga dari mertuanya.
"Tapi saya masih harus mengulas lagi daftar tamu. Bagaimana jika Anda juga melihat-lihatnya."
Tara berdecak. "Bagaimana dengan tidur? Rian menyarankan kamu untuk tidur yang cukup."