"Sayang, kenapa kamu tidak bilang kalau kamu lebih menyukai laki-laki itu dibandingkan dengan saya? Walaupun semua terlambat saya akan berusaha mengerti untuk melepaskan kamu jika itu demi kebahagiaan kamu."
"Ini yang membuat aku benci sama, Om." Kania mendekatkan wajahnya mengecup bibir suaminya itu dengan lembut. "Om tadi bilang apa?" tanya Kania. "Om akan melepaskan aku? begitu?!" tanya Kania. "Bullshit!" ujar Kania pada suaminya. "Emangnya Om sanggup melihat aku berpegangan tangan dengan pria lain hah? Melihat pria lain menatap lapar sama tubuhku aja Om udah kepanasan."
"Walaupun sakit tapi demi kebahagiaan kamu …"
Kania menghentikan Genta dengan lumatan kecil lagi. "Aku dan Ares tidak memiliki hubungan apapun."
Genta tertawa miris. "Kamu bahkan sudah tahu namanya." Genta mengerutkan keningnya. "Kamu tahu sayang, saya tadi menyusul kamu ke kampus. Saya melihat kamu di kedai dengan seorang pria dan kalian berpelukan. Menurut kamu bagaimana perasaan saya?"