Rosa memeluk ibunya. "Tidak Bu!" air mata Rosa juga jatuh. "Ibu salah paham. Rosa tidak pernah menjadi simpanannya. Sungguh, dia memang pria berumur tapi masih gagah. Dia memang duda dan sangat tampan. Tapi bukan itu poinnya. Rosa tidak menjalin hubungan apa-apa dengan bos Rosa, Bu. Sungguh!" Rosa mengulang kata sungguh berkali-kali untuk meyakinkan ibunya.
Rosa membalikkan badan ibunya, meyakinkan wanita itu. "Dia sangat mencintai mendiang isterinya. Dia sopan dan tidak pernah melakukan hal yang aneh pada Rosa, Bu. Sungguh!"
Ibu menggigit bibirnya. "Lantas untuk apa dia memberi kamu semua itu?"