Kania menggidikkan bahunya tidak tertarik. Toh dalam matanya sekarang Genta adalah seorang pengusaha yang sering berkeliaran dengan mobil mewahnya. "Kamu tidak suka sayang?" tanya Genta pada kekasihnya.
"Aku hanya merasa aneh. Om tahu sendirikan, biasanya dengan papa lebih sering pake mobil. Jujur berada diatas motor bukanlah hal yang sering terjadi. Bukan berarti tidak pernah." Kania berucap demikian pada Genta.
"Padahal dengan mama kamu sudah bepergian dengan motor dulu tuh. Dasar Tara, pasti enggak mau panas-panasan lagi dia sekarang tuh," ucap Genta.
"sepertinya begitu." Kania tidak menyangkalnya.
Kania memeluk laki-laki itu menyandarkan kepalanya ke bahu Genta "Tapi Om, aku rasa ada satu hal yang harus Om ingat. Dia bukan Tara tapi papa. Belajarlah seperti itu jika ingin menjadi menantunya. Jangan menjelek-jelekkan dia terus-terusan walaupun kalian berteman," ujar Kania pada laki-laki itu. Genta tertawa kecil mendengar perkataan Kania.
