Pergi dari hadapan pasangan itu dengan wajah jengahnya. Sementara Kania berdecak tipis.
"Nikah juga dong. iyakan Om?" Kania mencari pembelaan. Genta tersenyum tipis.
"Dia belum menemukan apa yang dia cari mungkin. Bagaimana bisa menikah?" tanya Genta sambil membuka pintu kediaman Kania yang sekarang sudah dia ketahui aksesnya itu.
Kania mengerutkan keningnya. "Sebenarnya simple aja kalau dia membuka matanya.
***
Tara mengisi seminar motivasi dengan baik. pria itu memang ahli sebagai pembicara. Dulu memang lihai berpicara di depan umum seperti itu. semua pertanyaan yang dilontarkanpun dijawab Tara dengan baik. karena alasan itu Rosa benar-benar mengagumi ayah dari Kania itu. ah, seandainya Tara memberikan sedikit saja ruang dihatinya, mungkin Rosa bisa masuk kesana.
"Kita jangan langsung pulang!" ujar Tara setelah mereka selesai.
"Apa ada sesuatu Pak?" tanya Tara.