Nyonya Hirawan mengedip sedikit sebelum keluar dari kamarnya. Kania menggigit bibirnya mendengar perkataan mertua. Dia mengerti apa yang dimaksud oleh wanita yang hampir seluruh kepalanya dipenuhi uban itu. Gadis itu sangat lelah, tapi dia masih harus melakukan sesuatu hal lagi dengan Genta malam ini. Pria yang Kania pikirkan itu datang tidak lama dan Kania sudah siap di balik selimutnya.
"Kamu udah mandi?" tanya Genta padanya.
Kania menganggukkan kepalanya. "Udah!" ujar Kania. Padahal di dalam perjalanan waktunya dia sudah pernah melakukannya dengan Genta. Cukup sering malah. Tidak tahu kenapa malam ini dia masih berdebar. Sangat berdebar memikirkan apa yang dia jalani bersama Genta malam ini. Bahkan karena dia sudah tahu dia makin berkecamuk tidak karuan.
