"Aku akan mengalah tapi aku ingin menukarkan sesuatu dengan itu. aku ingin papa baikan lagi dengan Om Genta. Papa tahu sekali kalau Om Genta enggak seberengsek itu."
Tara mendengus marah. "Dia mencintai kamu itu sudah cukup bagi papa membencinya."
Kania menarik nafasnya. Ia tersenyum kecut. "Apa begini yang papa rasakan selama ini?" desis Kania.
"Apa maksud kamu?" tanya Tara pada anaknya. Sampai saat ini mereka masih berada di parkiran.
"Aku tahu papa tidak direstui kakek dan nenek. Itu yang membuat papa dan mereka tidak dekat sampai sekarang. Itu sebabnya kita jarang ke Bali mengunjungi mereka. Itu sebabnya mereka pindah setelah kematian mama." Kania mengusap air matanya. "Itu yang membuat papa tidak bisa menerima perempuan baru. Papa takut hal yang terjadi pada mama terjadi juga dengan orang lain. tapi Kania tidak akan senekad papa. Kania tidak akan menikah dengan Om Genta tanpa restu papa."