Cass sedikit terhuyung karena gadis yang ia gendong mulai menggerayanginya padahal ia tengah menggendong membawa masuk ke dalam kamar.
"Ugh ... jangan tarik aku!" gerutu Cass menghardik Sophie yang beberapa kali melenguh. Sampai akhirnya Cass berhasil membawa Sophie ke ranjang dan meletakkannya. Namun, karena Sophie terus bergerak Cass agak terpeleset dan jatuh bersama Sophie yang tertindih di bawahnya.
"Uh ..." Cass melenguh sambil menarik lengannya di bawah paha Sophie. Ia sedikit terengah dan ingin bangun tapi Sophie malah bergelayut padanya. Cass kembali menindih gadis itu dan ia pun berhenti. Wajah Sophie sedikit tertutup helai rambut Brunette yang sekilas tercium harum mawar.
Cass mencoba melepaskan rengkuhan lengan Sophie yang melilit pundaknya sambil menoleh ke arah lain. Wajah gadis asing itu sangat cantik dan sensual. Bulir-bulir keringat di garis rambut dan lehernya makin menggoda Cass untuk menyeka helai rambut demi bisa menikmati kulit indahnya.
"Ah, apa yang kupikirkan!" cetus Cass tak sengaja. Ia duduk di pinggir ranjang sementara Sophie sudah terlentang tak berdaya di atas ranjang. Rambut panjang Brunette bergelombangnya beberapa menutupi gundukan yang mencuat sempurna ke depan saat mata Cass sempat menangkap pemandangan itu.
"Huff ..." Cass pun tidak boleh terpancing dan harus netral. Sekarang ia harus bisa mencari identitas wanita itu atau apa pun yang membantunya mengembalikannya ke rumahnya.
"Coba aku lihat kamu bawa identitas atau tidak!" ucap Cass sembari matanya mencari-cari jikalau gadis itu membawa sesuatu bersamanya. Cass tidak berani menggeledah karena pastinya ia akan meraba seluruh lekuk tubuh gadis itu.
Sayangnya tidak terlihat adanya tas atau ponsel di tubuh gadis itu. Ia hanya polos saja tanpa mencantolkan barang apa pun di tubuhnya seperti tas. Cass kembali mengempaskan kedua lengannya ke udara dan berkacak pinggang.
"Lalu bagaimana aku harus menghubungi keluargamu?" tanya Cass pada Sophie yang masih tidur terlentang tak sadarkan diri.
"Apa kamu menyimpan ponsel di dalam bramu?" gumam Cass mencoba memajukan tubuhnya hendak mengintip. Cass tidak punya pilihan selain harus membangunkan gadis itu dan bertanya soal identitasnya.
Ia pun mendekat dan sedikit menggoyang tubuh gadis itu sebisanya. Cass tidak ingin dianggap melecehkan jika ia memegang sembarangan.
"Hei, ayo bangun! Siapa namamu? Aku harus mengantarkan kamu pulang. Di mana alamatmu?" tanya Cass sedikit mendorong tubuh gadis itu agar ia bangun lalu bicara.
Namun ternyata membangunkan orang mabuk itu tidak segampang kelihatannya. Gadis itu malah memiringkan posisi tidurnya dengan membelakangi Cass. Cass pun berdecap kesal. Ia kembali menggoyangkan lagi lengan Sophie.
"Hei, ayo bangun dulu! aku butuh nomor ponsel atau anggota keluargamu. Harus ada yang menjemputmu di sini!" tukas Cass lagi terus mencoba menggoyangkan lengan Sophie. Sophie yang merasa terganggu lalu menghardik kesal dan tiba-tiba bangun. Namun tentu saja ia masih sangat mabuk dan tidak sepenuhnya tahu apa yang terjadi.
"Aahhkkk ... mengganggu saja!" hardik Sophie judes pada Cass. Cass sampai kaget dan keheranan. Gadis itu malah bangun dan berjalan sempoyongan. Ia membuka pump heelsnya dan membuang begitu saja. Ia berjalan lagi ke tengah kamar dan mulai bertingkah aneh.
"Hei, apa yang mau kamu lakukan?" tegur Cass dengan membesarkan suaranya. Tapi Sophie tidak mendengar.
Sophie malah menggesekkan kedua pahanya bersamaan dengan tangannya merogoh bagian dalam dari rok super pendek yang ketat di atas paha.
Di belakangnya, Cass yang masih duduk di sisi ranjang tercengang melihat yang tengah terjadi. Seorang gadis yang tidak ia kenal tengah melorotkan celana dalamnya di depannya.
Mulut Cass makin terbuka lebar kala gadis itu melemparkan dalaman yang terkait pada salah satu kakinya itu, sehingga dalamannya mendarat entah ke mana. Dengan kaki telanjang terhuyung, Sophie berjalan ke kamar mandi lalu masuk lalu duduk di toiletnya.
Cass masih tercengang dan tidak sepenuhnya mengerti yang terjadi. Seumur hidupnya, Cass belum pernah bertemu dengan manusia ajaib seperti gadis ini.
"Apa itu?!" pekiknya keheranan. Lalu terdengar bunyi pintu di buka dan gadis itu pun keluar dari kamar mandi. Sophie berhenti di depan Cass dan telunjuknya terangkat pada Cass. Cass mulai diam memperhatikan, ada apa lagi ini?
"Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu meninggalkanku?" tukas Sophie dengan nada bergetar. Matanya langsung berair dan ia mulai sesenggukan. Perlahan Cass makin mengernyitkan keningnya menatap Sophie yang terlihat begitu sedih. Sophie duduk di sebelah Cass yang masih bingung memandangnya. Lalu ia mendekat dan memeluk Cass.
"Uh ... Nona ..."
"Aku sangat merindukanmu, Sayang. Mengapa kamu meninggalkanku?" lirih Sophie mendekap Cass yang tidak mengerti apa-apa. Ia mendekap erat Cass dan menangis di dadanya. Sementara Cass yang kebingungan sempat diam beberapa saat sebelum mencoba menenangkan.
"Uhm, Nona ... aku rasa kamu salah orang ..."
"Aku memang salah ... aku memang salah sudah mengambil tawaran pekerjaan itu. Harusnya aku tidak bertengkar denganmu dan pergi begitu saja!" balas Sophie merengek dan makin menangis. Cass jadi kebingungan. Jelas ini adalah sebuah kesalahpahaman.
"Nona ... tolong lepaskan aku dulu!" Cass mencoba mendorong pelan gadis yang bergelayut padanya.
"Aku tidak mau! Nanti kamu akan pergi lagi ..."
"Tapi ... tapi aku bukan pria yang kamu maksudkan!" tukas Cass menolak Sophie dan berusaha melepaskan pelukannya itu. Sophie masih terus memeluk erat tidak mau melepaskan sama sekali.
"Aku tidak mau!" sahutnya sambil terus menangis. Cass menghela napas panjang dan mulai kebingungan. Apa yang harus ia lakukan jika seperti ini?
"Begini saja, lepaskan aku dulu lalu kita bicara dan katakan padaku apa yang terjadi? Mungkin aku bisa membantumu." Cass mencoba bernegosiasi dengan gadis yang tengah memeluknya itu. Sophie masih mabuk dan menangis. Perlahan ia melepaskan pelukannya dan pandangannya terangkat menatap Cass.
Cass terdiam memandang wajah Sophie yang mengira dirinya adalah kekasihnya. Ia tampak kusut tapi tetap cantik. Gadis itu tidak seperti orang biasa, ia seperti gadis kaya dari keluarga terpandang. Entahlah, mungkin itu kesan pertama yang didapatkan oleh Cass.
"Sekarang di mana rumahmu?" tanya Cass langsung menyasar pada tujuannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya dan malah memegang kedua belah pipi Cass. Sontak Cass membesarkan matanya. Wajah gadis itu begitu dekat dengannya.
"Aku masih suci, Sayang. Aku menjaganya untukmu agar hanya kamu yang mendapatkannya yang pertama. Aku bersedia ... ayo kita lakukan sekarang! Aku tidak akan menolak lagi!" ajak Sophie sambil meneteskan air matanya. Cass makin bingung. Apa-apaan ini?
"Aaah ... tunggu dulu! aku rasa kamu salah sangka Nona! Aaahk!" Cass ditarik dan dijatuhkan ke atas ranjang dan gadis itu tiba-tiba menindihnya. Dengan mata terbelalak gadis itu makin mendekat dan mencumbu Cass.