Sophie menempelkan kartu kamar dan memasukinya tak berapa lama kemudian. Ia sudah berbelanja pakaian dan kebutuhan untuk beberapa hari. Setidaknya gaji dan tabungannya cukup untuk memenuhi kebutuhannya untuk satu minggu ke depan.
"Uh, melelahkan!" gumam Sophie sembari menghempaskan punggungnya di atas ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar yang menenangkan. Semakin lama semakin sepi sampai ia bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri. Perlahan ia bangun lalu meraba perutnya sendiri. Tak berapa lama kemudian Sophie tersenyum seakan bisa merasakan jika calon bayinya meminta makan.
"Apa kamu lapar, Sayang?" Sophie bergumam lembut sembari membelai perutnya sendiri. Sophie terkekeh lalu kembali terduduk. Madison benar, Sophie tidak memiliki hati untuk melakukan aborsi. Namun, apakah memiliki bayi saat sekarang adalah suatu hal yang tepat?
"Ah, sebaiknya aku mandi dulu sebelum makan malam." Sophie pun berdiri dari sisi ranjang mengusir rasa malas untuk bangkit dari posisinya.