Keesokan pagi, Sophie bangun dari tidurnya yang kurang nyenyak semalaman dengan kepala pusing dan rasa tidak enak di perutnya. Ia makin sedih karena merasa tubuhnya benar-benar mulai menunjukkan tanda-tanda seperti sedang hamil.
"Kamu mau sarapan apa?" tawar Madison dengan senyuman pada Sophie. Sophie menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak lapar." Madison langsung cemberut dan menggelengkan kepalanya.
"Kamu juga tidak makan apa-apa tadi malam, Soph. Kamu kan sedang hamil." giliran Sophie yang cemberut. Ia masih belum bisa menerima kehamilannya saat ini. Rasanya ingin lari dan pergi tetapi tidak tahu harus ke mana.
"Sophie, aku tahu kamu sedang bersedih. Tapi jangan menyiksa dirimu sendiri. Bagaimana jika kita sarapan di luar saja? Hmm?" Madison terus membujuk agar Sophie bisa lebih ceria. Sophie hanya menarik napas panjang dan kembali menghempaskan punggungnya di ranjang lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuh sampai kepala.
