Laura jadi makin meringis malu saat mendengar alasan Erikkson yang sebenarnya. Ia belum menghubungi Sophie karena ada perjalanan bisnis ke Italia. Rasanya Laura ingin segera lari saja. Tetapi sikap Erikkson sama sekali tidak menjustifikasi dirinya atau memandangnya aneh. Entah mengapa Laura merasa nyaman berada di sana.
"Maafkan aku, Tuan Thomas. Aku tidak tahu jika kamu sedang ada urusan di luar negeri. Maksudku ..." Erikkson menggelengkan kepalanya tersenyum pada Laura.
"Tidak apa-apa. Aku tahu kamu sedang membela Adikmu. Bagiku tidak masalah," jawab Erikkson sesantai mungkin. Ia tersenyum sembari memperhatikan wajah cantik Laura yang memerah karena rasa malu akibat salah menduga.
"Sophie sangat sedih karena mengira jika kamu mungkin sudah menolak proposalnya. Dia sampai tidak mau pergi ke kantor. Aku hanya ingin membantunya saja. Maafkan aku, Tuan Thomas. Aku sampai mengganggumu." Laura benar-benar merasa tidak enak atas apa yang terjadi.