Ciuman Cass makin dalam begitu Sophie menautkan bibir padanya. Sebelah tangan Cass ikut membelai pipi dan dagu Sophie lalu tersenyum saat melepaskannya.
"Apa pun nama bayi kita nanti, aku akan menerimanya. Bagiku tidak masalah," sebut Cass dengan nada lembut di depan bibir Sophie yang lembut. Sophie menaikkan senyuman lalu menyandarkan kembali kepalanya di pundak Cass. Ia tidak bicara lagi dan malah meneteskan air mata.
Sesungguhnya Sophie merasa sangat kehilangan. Ia merasa sudah sangat menikmati kehamilannya yang ternyata adalah sebuah kebohongan. Hal itu makin menyakitkan karena Cass adalah pihak yang menipunya selama ini.
"Kenapa kamu diam saja, Sayang?" Cass membelai ujung pundak Sophie yang masih bersandar dan tidur dengannya. Sophie sedikit menaikkan posisinya sehingga lebih nyaman bagi Cass.
"Aku berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi padamu." Cass masih memandang Sophie dengan lembut lalu tersenyum.