"Selamat datang, Anda mencari buket bunga jenis dan model apa, Tuan? Apa yang bisa aku bantu?" sapa Madison pada dua pria yang masuk ke dalam toko bunganya. Dua stafnya tengah sibuk membuat bunga-bunga pesanan sehingga harus Maddy sendiri yang turun tangan.
"Oh, hhm ... aku ingin membeli buket bunga untuk perayaan ulang tahun," jawab Cassidy mendekat pada meja konter Maddy. Maddy tersenyum ramah dan mempersilahkan Cass yang datang dengan Divers untuk mendekat.
"Tentu saja, kami punya beberapa pilihan ..."
"Kamu yakin mau membeli di sini? Bukannya ada toko yang lebih bagus ya?" celetuk Divers menyela pembicaraan Cass dan Maddy. Maddy langsung berhenti bicara dan raut wajahnya mulai berubah.
"Ya, kita coba cari referensi baru!" Divers langsung berdecap seakan mengolok.
"Haha, ah, Cass! Kenapa seleramu berubah banyak belakangan ini? coba lihat kualitas barang-barang di sini ..." Divers menunjuk dengan congkaknya pada Cass yang hanya senyum-senyum saja.
"Tsk ... bunganya biasa saja!" tambah Cass makin nyinyir. Sontak Maddy langsung membesarkan matanya. Ia tersinggung dengan ucapan pria asing yang baru masuk ke tokonya dan langsung menjustifikasi bunga-bunga di tokonya.
"Maaf Tuan, jika Anda ingin bertanya soal kualitas kamu bisa bertanya padaku. Tidak usah membuat asumsi seperti itu!" tegur Maddy cukup keras pada Divers.
Cass dan Divers sama-sama menoleh pada Maddy yang mulai kesal dan tersinggung. Namun bukannya minta maaf, Divers malah menyunggingkan ujung bibirnya dengan cengiran sinis.
"Aku hanya mengatakan yang aku lihat, kenapa kamu malah jadi tersinggung?" celetuk Divers dengan sikap angkuhnya.
"Kamu mengejek barang-barangku. Jika tidak tahu tentang kualitas bunga jangan bicara sembarangan! Aku punya bunga berkualitas paling baik di kota ini!" bantah Maddy mulai sengit. Divers sontak tertawa sampai menutupi mulut dengan punggung tangannya. Cass hanya tersenyum dan mulai tak enak.
"Kenapa kamu malah tertawa?" protes Maddy lagi makin kesal.
"Maafkan temanku, Nona. Dia memang suka iseng!" Cass mulai menyela dengan meminta maaf pada Maddy yang sudah kadung kesal dengan perilaku tidak sopan dari Cass.
"Tapi temanmu itu mengejek toko ku!" Cass mengangguk mengerti pada respons yang diberikan oleh Maddy. Ia berbalik pada Divers yang masih tertawa dengan menepuk sisi lengannya dengan punggung tangan.
"Jangan seperti itu!" tegur Cass separuh merendahkan suaranya.
"Haha ... apa kamu tidak dengar yang dia katakan tadi. Dia bilang dia punya bunga paling bagus di New York! Hahaha ... lucu sekali! jika memang begitu maka toko bunga ini sudah ikut festival dan parade kota, hahaha!" ejek Divers makin tertawa menjadi-jadi. Cass sebenarnya ikut tertawa tapi ia menahan diri dengan senyuman.
Cass berbalik lagi pada Maddy yang benar-benar panas sekaligus marah. Ia tidak terima di olok seperti itu oleh pelanggan yang baru datang ke tokonya.
"Maafkan aku, Nona ... " Cass mencoba mencari tak nama pada pakaian Maddy karena ia masih mengira dia bukanlah pemilik.
"Apa? Kamu lihat apa?" tanya Maddy malah ikut kebingungan.
"Uhm, namamu?"
"Aku bukan karyawan! Aku pemilik toko bunga ini!" tegas Maddy yang langsung paham maksud Cass. Tapi sepertinya pria ini sama saja dengan temannya, pikir Maddy.
"Maaf Nona, aku tidak bermaksud ..."
"Ha ha ha ... lucu sekali. Kamu malah mencari tag nama, haha!" Cass langsung menarik dan menegur Divers yang makin keras tertawa.
"Hei, jangan seperti itu! aku tidak tahu!" tegur Cass di sela tawa Divers.
"Maddy?" panggil Sophie yang tiba-tiba keluar. Cass langsung berpaling dan matanya membesar seketika. BINGO – dia ada di sini!
"Ada apa ..." Sophie menghampiri Maddy dan kemudian melihat ke arah Cass. Matanya sontak membulat membesar kala bertemu pandang dengan Cass yang sudah tersenyum jahat.
"Aku sedang melayani pelanggan, Sophie ..."
"Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" tukas Sophie dengan napas tersengal kaget melihat Cass tiba-tiba ada di depannya. Maddy jadi ikut kaget dan heran. Bahkan Divers juga berhenti tertawa.
"Kalian saling kenal?" tunjuk Maddy bergantian pada Sophie dan Cass. Cass makin tersenyum dan mulai mendekat. Sophie otomatis mundur seolah ia tidak ingin dekat sama sekali.
"Hai, Sophie! Aku mencarimu kemana-mana, Sayang. Kamu tidak menghidupkan ponselmu sama sekali. aku merindukanmu!" ucap Cass dengan nada datar tapi menakutkan.
Sophie makin tidak nyaman dan berlindung di balik Maddy yang juga berhadapan dengan Cass.
"Tunggu, siapa kalian sebenarnya?" tunjuk Maddy mulai menghalangi Cass. Cass menghela napas dan tersenyum. Ia menjulurkan tangan hendak memperkenalkan diri pada Maddy.
"Namaku Cassidy Belgenza. Kamu bisa memanggilku Cass dan itu sahabatku Divers Matthews. Kami datang untuk membeli bunga sebagai hadiah ulang tahun." Kening Maddy sedikit mengernyit tapi entah mengapa ia ikut menjulurkan tangan berkenalan dengan Cass. Cass makin tersenyum sementara Sophie malah mengernyit heran.
Maddy lantas sedikit tersenyum pada Cass. Tidak seperti Divers, Cass jauh lebih sopan menyapa Maddy bahkan mengajaknya berkenalan.
"Lalu bagaimana kamu mengenal Sophie?" mata Cass lalu beralih pada Sophie yang melihatnya penuh dengan tatapan kebencian. Cass masih tersenyum dan bersikap tidak ofensif. Ia bahkan memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana.
"Hmm ... bisa dibilang kami berkenalan tidak sengaja dan kami bertukar nomor ponsel. Tapi Sophie sepertinya mengambek padaku belakangan ini, padahal aku hanya ingin bicara dengannya." Sophie makin mengeraskan rahangnya dan menatap Cass dengan tajam. Mata birunya membuat netra mata coklat Cass nyaris tak berkedip. Mereka jadi perang pandang seolah tak ada orang lain di sana.
"Oh, Soph, kamu tidak pernah bercerita padaku soal ini ..." tegur Maddy seraya sedikit berbisik. Sophie sedikit terkesiap dari perang pandangnya dan menoleh pada Maddy.
"Aku ingin bercerita, tapi waktunya belum tepat," jawab Sophie berusaha menghindari rasa penasaran Maddy soal dirinya dan Cass.
"Sophie, aku ingin minta maaf atas semua yang terjadi. Aku hanya ingin berbicara dan memohon maaf padamu," ujar Cass tiba-tiba dengan sikap manis serta memelas.
Sophie perlahan mengernyit melihat sikap Cass yang sangat berbeda kala ia mengancam Sophie beberapa hari lalu. Maddy bahkan sampai membuka mulut karena tercengang dengan sikap Cass yang manis.
"Apa?"
"Aku tahu kamu marah padaku. Tapi aku siap bertanggung jawab ..." Cass makin menunjukkan emosi penyesalan di wajahnya.
"Apa maksudmu?" potong Sophie cepat. Ia tidak sempat membaca arah permainan Cass kali ini.
"Sophie, kita kan sudah sepakat untuk menjalin hubungan cinta ..." DEG - Sophie spontan menggelengkan kepalanya.
"Wow ... apa ini?"