Laura terkesiap kaget dan langsung berbalik ke belakang saat bagian belakang kepalanya seperti ada yang menyentuh. Matanya membesar dan spontan ia mundur ke belakang.
"K-Kamu ..." sebutnya nyaris tidak bersuara. Erikkson menatap Laura dengan pandangan tajam tanpa berkedip.
"Kita perlu bicara," ujar Erikkson masih dengan raut wajah serius. Laura baru menyadari jika yang memesan kue-kuenya adalah perusahaan yang dipimpin oleh Erikkson.
"Jadi kamu yang memesan dari tokoku?" tanya Laura masih dengan suaranya yang lembut. Erikkson mengangguk tanpa melepaskan pandangan dari Laura. Laura mengatupkan bibirnya dan ia mulai cemberut. Laura tidak bicara dan malah ingin pergi meninggalkan Erikkson.
"Kamu mau ke mana?" tegur Erikkson menghalangi Laura yang hendak melewatinya. Laura mendelik kesal pada Erikkson yang malah tersenyum menatapnya. Laura tampak cantik dan menggemaskan jika tengah mengambek seperti itu.
"Aku mau pergi ..."