"Kamu sangat cantik, Nona Laura," puji Derek Barney mendekati Laura. Laura tersenyum dan mengangguk dengan sopan.
"Terima kasih atas pujianmu, Tuan Barney ..."
"Panggil saja aku, Derek!" potongnya menyengir lebar. Laura tidak mengiyakan dan hanya tersenyum saja. Derek menggeser lagi posisinya. Ia berharap bisa mengajak Laura berdansa.
"Uhm, Nona Laura ... uh, aku pikir ..." Laura terlihat melirik ke sebelah kiri. Di sana berdiri Erikkson tengah mengobrol dengan teman-temannya. Ia tertawa lepas seperti tanpa beban. Hal itu membuat Laura bersedih. Ternyata ia memang dikelabui oleh perasaannya sendiri yang mengira jika Erikkson memiliki perasaan padanya.
"Ada apa denganmu, Nona Laura? Mengapa kamu tampak murung?" tegur Derek membuat Laura sedikit terkesiap lalu menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Tidak ada, aku baik-baik saja, Tuan Barney," jawab Laura masih memanggil Derek dengan sebutan formal. Derek tampak kecewa tapi ia tidak menyerah.