"Mari diminum tehnya Nak Gio!" titah Yusuf.
"Baik Om," jawab Gio. Kemudian Dia meminum teh hangat itu. Meskipun rasanya sedikit hambar dan agak pahit. Namun laki-laki muda itu justru tersenyum dan menghabiskan tehnya.
"Alhamdulillah," ucap Gio sambil meletakkan gelas kosong itu di atas meja.
"Bagaimana tehnya?" tanya Yusuf. Dia khawatir teh yang dibuat putrinya tidak enak seperti biasanya.
"Enak Om, manis dan hangat," jawab Gio. Dia memuji teh itu meskipun sebaliknya dari kenyataan yang ada.
"Alhamdulillah," sahut Yusuf.
Mereka kembali mengobrol seputar Humaira yang memiliki banyak prestasi dan kelebihan. Yusuf sengaja membanggakan putrinya dan menunjukkan kebolehannya di depan laki-laki muda itu. Mungkin dengan begitu laki-laki Itu akan tertarik padanya.
"Kalau begitu saya permisi pulang dulu Om, Tante, Humaira," ucap Gio.
Mereka bertiga mengangguk.
"Assalamu'alaikum," ucap Gio.
"Wa'alaikumsallam," sahut semuanya.