Mendengar suara rintihan Arisha, Erland bergegas menutup pintu dan menghampirinya.
"Sayang." Erland tercengang melihat Arisha berbaring di ranjang berselimut tebal.
"Sayang, apa yang terjadi padamu?" Erland bangun. Dia langsung mendekat dan duduk di samping Arisha. Wajah Arisha terlihat pucat dan lemas tidak seperti biasanya. Keringat membasahi tubuhnya dan kedinginan.
"Badanku rasanya kaya sakit semua sayang," jawab Arisha. Suaranya lemah tak seperti sebelumnya.
Erland langsung meletakkan tangannya di dahi Arisha.
"Panas banget nih!" ucap Erland. Mengibaskan tangannya dengan spontan.
Arisha hanya bisa diam saja menikmati rasa sakitnya. Matanya berkaca-kaca karena demam yang membuat tubuhnya meriang dan mengigil.
"Sayang!" rintih Arisha. Bergegas Erland memegang tangannya dan mencium kening Arisha.
"Sayangku, aku ambil obat penurun panas dulu ya?" ucap Erland.