Jack yang berdiri dibelakang Erlanga hendak menangkap tubuh Nesya akan tetapi gerakan itu kalah cepat dengan Erlanga yang berada lebih dekat dengan Nesya. Semua pekerja yang berada di lobby utama melihat dengan sangat jelas jika kedua orang yang sangat berpengaruh di perusahaan ini berebut hendak menangkap tubuh seorang pelayan.
Jack di kenal baik hati dan suka menolong dan dia juga murah senyum jadi orang-orang di perusahaan tidak heran kalau lelaki itu bersikap baik dengan hendak menangkap tubuh kurus tidak berdaya itu akan tetapi berbeda sekali dengan Tuan Erlanga yang selama ini dikenali sangat arogan dan juga tidak pernah perduli dengan yang ada disekitarnya selama itu tidak menyangkut tentang keluarganya sendiri, tapi apa yang terjadi sekarang begitu mengejutkan sekali dan membuat beberapa wanita sampai mengucek kedua matanya sebab takut kalau sampai mereka salah lihat namun, yang mereka lihat tetap sama yaitu Tuan Erlanga memegangi tubuh pelayan kantor ini dengan tatapan yang tidak terbaca.
"Kenapa aku merasa tidak asing dengan aroma tubuh ini," batin Erlanga dalam hati.
"Erlanga, biar aku saja yang membawanya ke ruangan istirahat yang berada di perusahaan ini," ujar Jack pada Erlanga.
"Tuan Erlanga, biar kami saja yang membawa dan juga menjaga Nesya sampai dia sadar, gadis ini tadi saya pecat karena mencoba berbohong dengan mengatakan jika Tuan Jack memintanya untuk meminta seragam kerja lagi," ujar Bu Rani yang mencoba untuk cari muka dihadapan Tuan Erlanga.
Seragamnya sobek. Erlanga terdiam sesaat kemudian perlahan tapi pasti ingatan akan di dalam lift itu mulai kembali padanya meskipun tidak sepenuhnya dan ia sadar kenapa tadi merasa tidak asing dengan aroma tubuh gadis ini. Ternyata semalam yang ia cium bukan Ranti melainkan gadis ini.
"Kau urus semuanya." Setelah bicara Erlanga langsung memberikan Nesya yang masih belum sadar untuk diambil alih oleh Jack. Erlanga sempat melihat wajah pucat dan juga mata sembab itu dan sungguh itu membuatnya iba tapi masa karena di cium saja gadis itu menangis seperti ini, mungkin saja karena masalah lain jadi dia tidak perlu merasa bersalah secara berlebihan seperti ini.
"Aku akan menemui kamu setelah ini," ujar Jack pada Erlanga.
"Hem," sahut Erlanga kemudian berbalik arah dan menjauh dari mereka semua.
Jack membopong tubuh Nesya kemudian melangkah menuju ke ruangan istirahat pada pekerja kantor jika kurang enak badan. Bu Rani mengekor di belakang Jack dengan setia.
"Jarang-jarang sekali aku mendapatkan kesempatan emas seperti ini, kaki saja aku akan naik gaji kalau Tuan Jack tahu aku bekerja dengan baik," batin Bu Rani dengan.
"Gadis ini memang sangat merepotkan sekali, baru bekerja dua hari sudah bikin masalah, menyesal sekali saya telah menerima gadis penyakitan seperti ini," ujar Bu Rani dengan masih mengikuti Jack dari belakang.
Jack menaruh Nesya di atas ranjang kemudian ada seorang perawat yang datang menghampiri Nesya dan memeriksa kondisinya. Jack keluar dari ruangan itu diikuti oleh Bu Rani yang masih mengekor di belakangnya. Setelah berada di luar ruangan Nesya berada Jack menatap Bu Rani dengan tajam dan juga menusuk.
"Tidak sebaiknya kamu mengatakan gadis itu penyakitan, dia sakit pasti karena ada alasannya memangnya siapa juga yang mau sakit di dunia ini," tegas Jack secara gamblang mengutarakan keberatannya. "Dan satu lagi, mengenai seragam gadis itu memang aku yang telah menyuruhnya untuk meminta padamu apakah itu salah," sambung Jack dengan nada suara tenang namun penuh dengan intimidasi.
Bu Rani langsung meremas kedua tangannya dan merutuki kebodohannya sendiri karena tidak menyelidiki masalah ini terlebih dahulu dan ini semua karena gadis bodoh itu, andaikan gadis itu tidak masuk ke perusahaan ini maka Tuan Jack tidak akan pernah marah padanya seperti ini. Bu Rani tidak mau mengakui kesalahannya malah menyalahkan Nesya dalam hal ini.
"Tu-tuan Jack maafkan saya-saya kira gadis itu berbohong," ujar Bu Rani dengan kedua tangan yang sudah dibasahi oleh keringat dingin.
"Lain kali jangan sampai terulang lagi atau itu akan menjadi kaki terakhir kau bekerja di perusahaan ini!" ancam Jack pada Bu Rani kemudian berbalik arah dan masuk kedalam ruangan dimana gadis malang itu berada.
"Lihat saja Nesya, aku akan memberikan pelajaran pada kamu." Bu Rani mengepal satu tangannya kemudian meninju tangannya yang lain yang sedang terbuka dengan tatapan tajam dan juga penuh rencana.
Ruangan Nesya berada
"Bagaimana kondisinya sekarang?" tanya Jack pada perawatan yang tadi memeriksa kondisi gadis malang itu. Jack melihat kearah Nesya yang kini masih terlihat pucat dengan tangan yang sudah tertancap infus.
"Dia mengigil kedinginan jika saya tidak salah tebak, gadis ini pasti kehujanan semalam dan ia juga kekurangan asupan gizi sehingga membuat asam lambungnya kambuh dan membuat kondisinya semakin buruk, tapi setelah diberi dua kantung cairan infus maka kondisinya akan membaik," jelas perawat itu panjang lebar.
"Kasihan sekali dia," gumam Jack sembari melihat kearah Nesya. "Tolong jaga dia, sampai aku kembali," ucap Jack.
"Baik, Tuan," sahut perawatan tersebut.
Ruangan Erlanga.
"Kenapa aku sangat menjijikkan sekali, kenapa aku mencium pelayan itu di dalam lift bagaimana jika dia memiliki penyakit menular atau malah lebih parahnya lagi penyakit kronis," umpat Erlanga dalam hati merutuki kebodohannya sendiri yang terlalu banyak minum hingga membuatnya tanpa sadar mengira gadis lain sebagai Ranti-kekasihnya yang sudah selingkuhan dengan lelaki lain.
Ketika Erlanga sibuk dengan pemikiran tiba-tiba terdengar suara derip pintu di buka dan kini seluruh pandangannya dipenuhi dengan sosok Jack yang sedang melangkah kearahnya dengan wajah kesal.
"Jack ada apa? Kenapa wajahmu masam seperti sampah di pinggir jalan," ujar Erlanga asal.
"Apakah kamu tidak merasa bersalah telah menodai gadis itu," tuduh Jack dengan kesal pada Erlanga.
"Aku hanya menciumnya saja dan menyentuh sedikit bagian atas, tapi kenapa kamu berlagak seperti aku sudah memperkosanya saja," sahut Erlanga dengan enteng sebab ia menganggap di jaman sekarang berhubungan bebas adalah sudah hal yang bisa.
Bagi Erlanga dan juga Jack melakukan hubungan bebas adalah hal yang biasa terutama Erlanga, meskipun ia sudah mencintai Ranti akan tetapi dibelakang wanita itu Erlanga juga memiliki wanita lain namun hanya dia anggap sebagai teman ranjang saja ketika Ranti tidak bisa menemaninya.
"Coba lihat Cctv yang berada di dalam lift apakah menurut kamu gadis polos dan juga lugu sepertinya mirip seperti wanita malam yang dengan suka rela menyodorkan tubuhnya untuk disentuh oleh sembarang orang."
"Siapa tahu garis itu mencoba untuk menggodaku," ujar Erlanga yang memang belum ingat sepenuhnya akan kejadian didalam lift itu.
Erlanga langsung membulatkan kedua matanya ketika ia melihat apa yang sedang terjadi di dalam lift itu, hatinya terenyuh ketika melihat cairan bening menetes dari kedua pelupuk mata gadis itu dengan tubuh yang gemetar hebat bahkan manik mata Erlanga juga melihat dengan sangat jelas jika gadis itu mencoba untuk mendorongnya tapi ia malah semakin buas mencoba melakukan apa yang ia inginkan.
"Kau panggil gadis itu setelah dia sadar!" titah Erlanga pada Jack dengan tatapan tidak terbaca.