Jack menunggu gadis Malang itu di samping ranjangnya sedangkan Nesya sendiri masih belum sadar dari pingsan padahal gadis itu sudah menghabiskan satu cairan infus.
"Apakah sebaiknya kita membawa gadis ini ke dokter saja lihatlah sejak dari tadi dia masih belum membuka mata?" tanya Jack kepada perawat yang menjaga Nesya.
Wanita paruh baya itu tersenyum sembari menatap ke arah Jack kemudian berkata, "Gadis ini pasti sudah beberapa hari tidak istirahat makanya tubuhnya terlalu lelah hingga ia masih belum bangun juga tapi percayalah kondisinya baik-baik saja bahkan kini demamnya juga sudah mulai reda," jelas perawat tersebut setelah ia menyentuh kening Nesya menggunakan punggung tangannya.
"Baiklah kalau begitu," sahut Jack pada perawat tersebut.
Jack menatap iba ke arah gadis remaja yang tergeletak di atas ranjang ini, tidak sengaja ia melihat satu tetes cairan bening lolos dari sudut mata gadis itu entah mengapa timbul rasa ingin melindungi gadis yang ada di hadapannya saat ini. Jack memang baru bertemu gadis ini untuk kedua kali akan tetapi entah mengapa ia ingin melindunginya hingga tanpa sadar tangan lelaki itu mengusap kristal bening yang sudah meleleh di sudut mata gadis tersebut.
"Kakak, tolong biarkan aku bertemu dengan Papa, Nesya berjanji tidak akan keluar dari perusahaan ini dan gaji pertama nanti akan Nesya berikan pada kakak," racau Nesya dalam keadaan yang tidak sadar.
Jack mendengar dengan sangat jelas apa yang gadis itu katakan meskipun suaranya terdengar parau dan juga lirih.
"Gadis kecil masalah apa yang sedang kamu hadapi, kamu masih kecil tapi sudah memiliki banyak masalah sungguh kasihan sekali," batin Jack sembari mengusap lembut pipi Nesya.
Perlahan tapi pasti gadis itu mulai membuka matanya samar-samar ia melihat bayangan seorang lelaki dan bayangan itu berubah menjadi jelas setelah ia mengerjakan manik matanya beberapa kali.
"Tuan Jack, tolong katakan pada Bu Rani untuk tidak memecat saya, saya sudah menceritakan perihal seragam tersebut akan tetapi beliau menuduh saya berbohong," jelas Nesya pada lelaki di hadapannya saat ini.
"Aku sudah bicara padanya kamu tidak perlu merasa cemas dan tidak akan ada orang yang akan mengeluarkan kamu dari perusahaan ini," sahut Jack untuk mereda kekhawatiran gadis di hadapannya ini.
"Terima kasih karena Tuan Jack sudah berbaik hati pada saya dan saya juga meminta maaf sebab tadi tidak sengaja hampir menabrak lelaki yang ada di hadapan Anda," ujar Nesya lagi yang masih belum mengetahui jika orang yang hampir ia tabrak adalah Erlanga Raharja-CEO dari perusahaan Raharja group namun, yang Nesya ketahui hanyalah satu lelaki itu adalah lelaki kurang ajar yang sudah berani mengambil ciuman pertamanya.
"Tidak masalah, apakah kamu bisa berjalan sebab ada orang yang ingin bertemu denganmu," ujar Jack yang masih mengingat perintah Erlanga tadi.
"Aku sudah merasa jauh lebih baik sebaiknya kita lekas menemui orang tersebut tapi jika saya boleh tahu siapa orang itu?" tanya Nesya pada Jack karena merasa penasaran.
"Orang tersebut adalah pemilik dari perusahaan Raharja," sahut Jack jujur.
pikiran Nesya langsung traveling ke mana-mana ketika ia mengetahui CEO dari perusahaan Erlanga meminta bertemu dengannya. jangan-jangan ia telah menyinggung lelaki itu dan ini tandanya jika ia akan dipecat.
Nesya memainkan kedua kuku jari jempolnya dengan dada yang berdetak semakin kencang entah mengapa ia takut sekali kalau sampai ia dipecat dari perusahaan ini maka Keli tidak akan pernah mengizinkan dirinya untuk menemui papanya lagi. Nesya paham betul bagaimana sikap kakak tirinya itu yang selalu ingin menjauhkan dirinya dari papanya selama ini.
Jack bisa membaca pemikiran Nesya dari air mukanya yang nampak cemas dan juga gelisah saat ini karena tidak ingin melihat gadis itu semakin berpikir aneh-aneh jadi Jack mencoba memberikan kata-kata penenang kepada Nesya dan berhasil sedikit demi sedikit kening Nesya yang berkerut mulai hilang perlahan dan itu tandanya juga jika kegaslisahan gadis itu sudah mulai hilang bersama kerutan di keningnya tadi.
Jack dan juga Nesya melangkah keluar dari ruangan ini beberapa pegawai yang secara kebetulan berpapasan dengan mereka menatap ke arah Nesya dengan tatapan nyalang. Semua wanita itu pasti berpikir jika Nesya sengaja menggoda CEO dari perusahaan ini dan kini pelayan baru itu juga mulai mendekati Tuan Jack juga, Nesya mengangkat pandangannya sesaat lalu ia kembali menundukkan pandangannya ketika melihat semua orang menatapnya dengan tajam dan juga membunuh seakan dirinya adalah seorang pencuri yang telah tertangkap basah.Ya, kira-kira seperti itulah tatapan semua orang kepadanya sekarang.
"Sebenarnya apa yang aku lakukan kenapa mereka menatapku seperti itu, Aku sungguh takut sekali," batin Nesya dalam hati sembari meremas kedua tangannya yang berada di depan tubuhnya sekarang.
Nesya baru saja keluar dari lift bersama dengan Jack dan kini mereka sudah berada di lantai atas gedung ini. Nesya tidak banyak bicara ia terus saja mengikuti langkah lelaki itu dari belakang hingga Jack menghentikan langkah kakinya di salah satu ruangan dengan pintu bercat coklat tua.
"Tuan Jack ruangan siapa ini?" tanya Nesya.
"Ruangan orang yang akan bertemu denganmu," sahut Jack ambigu.
Nesya tidak banyak bicara lagi iya langsung melangkah masuk ke dalam ruangan itu setelah Jack membuka pintu dan menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu.
Nesya melangkah masuk ke dalam ruangan ini, manik matanya disuguhkan dengan ruangan yang sangat luas dan juga memiliki perabotan cukup lengkap dan Nisya juga tahu dengan sangat betul kalau perabotan di dalam ruangan ini pastilah memiliki harga fantastic jika dilihat dari desainnya. Nesya menatap ke arah dinding ruangan ini yang terbuat dari kaca transparan sehingga ia bisa langsung melihat pemandangan dari bawah sana dengan sangat jelas hal itu membuat Nesya lupa mengapa ia berada di dalam ruangan ini hingga tanpa sadar ia berjalan ke arah dinding transparan tersebut dengan binar mata bahagia.
Jack tersenyum kecil melihat sikap polos gadis itu dan ia juga bisa menebak kalau sekarang Nesya pasti sedang terpesona dengan pemandangan dari gedung pencakar langit ini. Sedangkan di sisi lain Erlanga menatap tajam ke arah gadis itu seolah ia tidak suka dengan sikap lancang gadis itu yang dengan suka hati mengitari ruangan ini tanpa izin darinya.
"Aku menyuruhmu kemari bukan untuk melihat pemandangan di luar sana." Sembur Erlanga kepada Nesya.
Baru saja Nesya hendak mengarahkan tangannya untuk memegang kaca transparan yang berada di hadapannya saat ini tapi suara barington seorang pria langsung membuatnya tergelak kaget dan seketika itu juga ia sadar kenapa ia berada di ruangan ini. Nesya langsung membalikkan tubuhnya hendak melangkah akan tetapi kakinya terasa berat seperti ada paku yang menancapkan kaki itu ke lantai marmer ruangan ini, semua itu terjadi ketika mata karamel miliknya bertemu iris mata berwarna hitam pekat mirip lelaki yang tidak asing di dalam ingatannya.
Lelaki itu ternyata memang lelaki kurang ajar yang sudah berani duduk di kursi CEO perusahaan ini. Ya, kira-kira begitulah yang sekarang sedang dipikirkan oleh Nesya.
Kira-kira apa yang akan Nesya lakukan Ya?