"Maafkan aku, aku tidak bermaksud ingin menghancurkan pertemanan kalian semua. Namun, aku juga ingin bertanya kepada Zeline. Kenapa dia ingIn mengunciku di dalam toilet yang tidak pernah dikunjungi oleh pengunjung taman bermain. Sebelumnya aku ma bertanya kenapa kamu melakukan hal itu?" tanya Divya seraya melirik resah ke arah Zeline dan Raymond secara bergantian.
"Apa yang sudah kamu katakan? Aku tidak mengerti, aku tidak pernah bertemu denganmu di sana!" elak Zeline.
Divya kembali memegang erat tangan kekasihnya. "Kenapa dia masih berbohong? Aku juga tidak mempunyai bukti apapun," batinnya. "Kedua mataku ini masih berfungsi dengan jelas, Zeline. Aku tidak mungkin salah mengenali orang. Kamu juga menarik tanganku dengan sangat keras. Lihat, kalian semua bisa melihat ada bekas beam pada tanganku ini. Aku juga tidak sedang bermimpi atau pun mabuk saat bertemu—"
Raymond langsung memotong ucapan Divya. "Hentikan! Kamu sudah terlalu—"