Raymond terus mengikuti ke mana pun wanita itu berjalan. Namun, ia tidak sama sekali menyapanya. Ia seperti mata-mata yang sedang mengikuti sasaran. Setelah selesai membuang sampah, Divya segera kembali ke dalam kamar apartemennya.
Misi utama Raymond pun selesai. Ia sudah mengetahui tempat hunian Divya. Bibirnya langsung tersenyum indah. Ia juga segera pergi dari sana untuk kembali ke dalam hotel. Tentu kedua rekannya sangat resah karena tidak menemu keberadaannya semalaman ini.
Luke yakni orang pertama yang menghampiri Raymond setelah masuk ke dalam kamar hotel. Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh pria tersebut. Dan Pria yang menjadi pusat perhatian semua orang hanya bisa tersenyum dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Sungguh keadaan yang sangat membuat Luke merasa kesal.
"Ada apa dengan dirinya, Van? Kenapa wajahnya seperti itu? Dia seperti sedang meledekku!" gerutu Luke, ia segera kembali duduk di sofa yang empuk itu.