Lucia mengurung dirinya di kamar hingga menjelang pukul 1 siang. Dia sama sekali tidak ingin makan, minum, atau menelepon kakak perempuannya sekadar untuk mencurahkan isi hatinya.
Lucia tidak habis pikir mengapa Jimmy mudah sekali menghakiminya tanpa mengenal kepribadiannya terlebih dahulu. Vanya pun memikirkan hal serupa dengan Lucia, sesudah makan siang dengan Ronald, Vanya naik ke lantai 2, masuk ke ruang perpustakaan pribadi, lalu membaca novel untuk mengurangi kepenatan di benaknya.
Sementara Ronald menemui teman-temannya di kedai kopi, bercakap-cakap dengan mereka sambil meneguk segelas capucino. Di kedai kopi, Ronald mengeluarkan segala kekecewaan serta kemarahannya pada kedua temannya.
"George, aku tidak mengerti kenapa Jimmy berpikir bahwa putriku memiliki sifat yang sama dengan mantan tunangan putranya, padahal ia belum pernah bertemu Lucia lagi sejak delapan tahun lalu," keluh Ronald pada pria yang berpostur tinggi kurus, berkumis tipis, serta berambut ikal.