"Astaga, Lus. Kamu kok ... buru-buru banget, sih?? Kamu jangan khawatir, Arya pasti masih menunggu kita di lobby, kok," ujar Bertha masih tersengal-sengal sembari memegang dadanya.
"Tapi saya gak mau membuat dia menunggu terlalu lama di lobby, nanti kalau dia marah lalu membatalkan janjinya dengan kita, bagaimana?" tanya Lucia cemberut.
"Hmm, nampaknya kamu ingin sekali makan malam dengan Arya, ya? Sejak kapan kamu jadi bersemangat begitu?" sindir Bertha, ia tersenyum kecut melihat sikap Lucia yang berbeda dari sebelumnya.
"Bukan begitu, saya sebenarnya malas bertemu Arya dan makan malam bersama dengan cowok itu, tapi saya juga lapar. Terpaksa deh saya menerima ajakan teman barumu itu," elak Lucia, lalu ia memalingkan wajahnya ke samping agar Bertha tidak mengetahui jika ia sedang membohongi temannya.