"Ha, ha ... kelihatannya kamu semangat sekali, sih. Tadi, waktu Arya mengajak berkenalan kamu malah diam dan cemberut. Sampai-sampai bersembunyi di belakangku, sekarang sikapmu berubah lagi. Aku bingung sama kamu," gerutu Bertha, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sudah, sudah ... jangan mengomel terus. Kalau kamu masih mengoceh begitu, kapan perginya kita?" Lucia bertanya.
"Oke, oke. Ayo kita pergi sekarang," sahut Bertha, lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam slingbag pink, selanjutnya mereka berdua berdiri dari tempat duduknya masing-masing, berjalan ke arah kasir, dan Lucia membayar semua pesanan mereka.
"Thanks, Lus," ujar Bertha tersenyum tulus.
"Thanks for what?" Lucia mendelik.
"Untuk traktirannya hari ini, besok gantian saya yang traktir kamu, ok?"
"You're welcome. Kamu gak usah repot-repot mentraktir saya, tenang saja. Kita kan sahabat, jangan sungkan-sungkan sama saya," pungkas Lucia, ia membalas senyuman Bertha.