"Apa kau masih marah dengan putrimu?" tanya Vanya.
"Tidak." Ronald menjawab dengan sikap acuh tak acuh.
"Aku tahu kau berbohong, Ronald. Tergambar jelas di wajahmu kalau kau masih marah padanya," balas Vanya sembari mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Ronald.
"Aku sudah tidak marah dengan Irene, Vanya." Ronald mengelak, anak dan menantunya hanya diam menyimak pembicaraan mereka.
"Kau ini sama seperti Arnold yang tidak bisa memaafkan kesalahan Irene di masa lalu. Lihat Steve, dia tidak pernah marah dan benci kepada adiknya." Vanya menunjuk ke arah Steve yang duduk di depannya.
"Buat apa saya membenci adik saya sendiri? Apa yang dilakukannya waktu itu bukan suatu kesalahan. Saya mendukung apapun yang menjadi keputusan Irene," tukas Steve.
"Seharusnya Papa dan Mama tidak menjodohkan Irene dengan laki-laki yang tidak dia kenal," lanjut Steve. Nada suaranya terdengar kecewa, di sebelahnya Laura hanya diam tidak berani menyela percakapan suaminya dengan Ronald.