Setelah berbicara dengan Jung Tae, mereka berjalan ke arah gazebo di samping bangunan utama. Ma Won dan dewa cinta membungkukkan badannya di hadapan Tuan Lee serta Nyonya Cho, keduanya menyapa mereka dengan sikap yang sangat ramah. "Selamat Pagi, Tuan Lee dan Nyonya."
"Selamat Pagi," sahut Nyonya Cho menatap keheranan kepada dua tamu asing itu, ia merasa gaya bicara Ma Won dan dewa cinta berbeda dengan gaya bicara penduduk Kota Gwanyang pada zaman itu.
Tuan Lee juga merasakan hal yang sama dengan istrinya, lalu ia meletakkan sumpit di atas meja, menyesap teh hijau, dan menyapa mereka. "Selamat Pagi, Tabib dan Nyonya Da ..."
"Da Ran, panggil saja aku bibi," balas Ma Won tersenyum lebar.
"Baik, Bibi. Silakan bergabung dengan kami, kebetulan kami baru selesai bersantap pagi," imbuh Tuan Lee sungkan dan canggung.
"Tabib, Bibi, kalian sudah sarapan?" tanya Nyonya Cho lembut.