"Apa maksud perkataanmu tadi?" tanya Lucia keheranan.
"Kakakku sengaja meracik ramuan ini agar kau dapat melupakan semua kepahitan yang menyebabkanmu membenci Tuan Kyung Joon dan juga orang-orang yang berada di sekelilingmu," imbuh Ma Shim, ia memajukan tubuh dan mendekatkan wajahnya pada Lucia yang masih berbaring di ranjang.
"Aku tidak mau meminumnya, tolong kau pergi dari sini," tolak Lucia.
"Aku tidak akan pergi dari sini sebelum kau menerima pemberianku." Ma Shim menyodorkan botol hijau giok ke arah Lucia.
"Aku tidak mau, dewa! Jangan paksa aku untuk meminumnya!" seru Lucia mendelikkan matanya.
"Kau tidak boleh menolak pemberian dewa, Nona," tandas Ma Shim setengah memaksa.
"Terserah kau saja, pokoknya aku tidak mau menerima apapun darimu!" Lucia menepis kasar tangan Ma Shim yang sedang memegang botol.
"Ya sudah, aku taruh botolnya di meja. Nanti kalau kau mau meminumnya, ambil di sana." Ma Shim menunjuk ka arah meja tv.