Ciuman keduanya terlepas begitu mendengar suara bel berkali-kali. Sejenak keduanya saling berpandangan dengan tatapan yang sulit di artikan.
Entah tatapan menyesal karena ciuman berakhir, entah malu karena lupa waktu.
"Kau buka pintu, aku mau kabur. Gak mungkin orang tu liat kita bedua belum tidur. Muka aku lagi merah-merahnya ini, pastilah orang itu curiga."
Tanpa menunggu jawaban Dipta, Hening langsung kabur masuk kamar. Begitu mengunci pintu Hening luruh dengan muka merah padam. Cocok musik kuch kuch hota hai mengiringinya lari tadi, kan udah mirip adegan film india.
"Sumpah, kok enak kali ciuman tadi? Emang enak gitu? Atau karena itu bibir Dipta? Kok bisa enak gitu bibirnya? Kayak jely, kenyal-kenyal manis. Kalo ciuman lagi, pasti gak nolak aku." Gumam Hening gak tau malu dengan muka merah padam macam pantat bayi.
Hening menyentuh bibirnya yang tadi ditempelin bibir Dipta, "untung gak biduran (gatal-gatal yang biasanya di akibatkan keteguran makhluk halus)."