"Gak ada faedah kali aku kasihan sama kau, masih banyak orang yang butuh rasa kasihan aku."
Hening tau setinggi apa Dipta menjunjung tinggi harga dirinya, gak mungkin lah dia ngaku kalok emang dia kasian sama amon satu ini. Bisa jadi gorila si Dipta.
Dipta mendengus kasar, dia kembali menatap lurus kedepan yang hanya terdapat pepohonan.
"Oh iya, belum kabari nenek!" Seru Hening, dia lupa kalau nenek pasti menunggu kabar darinya, secepat kilat dia mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan pada juragan nyonya.
Tau Dipta menatap tajam dirinya, Hening berucap, "gak usah sibuk, kalok gak aku bilang aku udah jumpa sama kau nenek pasti gak bisa tidur, nungguin sepanjang malam. Mau dia saket? Nangispun gak ada guna."
'Nek, aku udah ketemu sama Dipta, nenek udah bisa istirahat sekarang. Bilang juga sama kakek dan mas Dikta biar mereka gak khawatir ya?'
Baru semenit pesan terkirim, juragan nyonya langsung menelpon Hening, gadis itu mengaktifkan loudspeaker biar Dipta juga bisa dengar.